Ini adalah cerita tentang pengalaman saya saat pertama kali menggunakan Linux Mint yang saya install di laptop kesayangan. Saya sebut laptop kesayangan karena perangkat inilah yang pertama kali saya miliki untuk kebutuhan saat bekerja dahulu dan macam-macam aktivitas seperti ngeblob hingga saat ini.
Mengapa akhirnya pakai linux mint?
Hal ini memang wajar terjadi, apalagi saat mulai muncul versi terbaru sebagai pembaruan terbaik dari pengembang sistem operasi. Terlebih lagi, beberapa aplikasi penting yang saya gunakan untuk keperluan keseharian juga sudah tak lagi mendapatkan dukungan update terbaru dari pengembangnya, sebut saja salah satunya adalah browser Chrome.
Hal ini awalnya juga tidak terlalu membuat saya "terganggu", hanya saja selalu muncul notifikasi pada bagian atas browser dengan isi "versi ini sudah tak lagi didukung untuk mendapatkan update terbaru karena sistem operasi yang digunakan telah usang. Google Chrome saat ini membutuhkan sistem operasi minimal windows dengan versi 10.
Dan akhirnya sampailah pada titik di mana membuat saya sedikit banyak terganggu dan tidak nyaman. Di mana saat membuka situs-situs tertentu seperti Google Search Console, Google Adsense/Adwords, Google Analytics karena tampilannya menjadi "sangat berantakan" sekali, padahal situs-situs tersebut sering saya buka. Bahkan saya sering merasa kesulitan hanya sekedar untuk menggulir sebuah menu karena tidak tersedia gambar berupa tombol, melainkan hanya text yang posisinya cukup berantakan.
Tidak mampu melakukan upgrade spesifikasi perangkat keras
Kemudian saya mencoba mencari jasa upgrade laptop di lokasi terdekat dan menemukan biaya termurah adalah minimal 1.5 Jutaan sudah termasuk beli dan pasang ram, jasa bongkar pasang, jasa penyesuaian lain (karena laptop saya termasuk dengan spesifikasi yang sudah cukup usang) dan install sistem operasi Windows dengan versi 10 hingga 11.
Jujur, dengan kemampuan untuk saat ini modal upgrade senilai 1.5 Jutaan bagi saya tidak memiliki kemampua untuk mewujudkannya, jadilah saya coba mencari solusi terbaik yang lain.
Menemukan solusi tanpa harus keluar biaya
Walaupun sebenarnya disarankan menggunakan RAM dengan kekuatan 2GB, namun banyak yang memberikan pengalaman di forum linux mint dan forum lainnya bahwa banyak juga yang menggunakan linux mint dengan kekuatan tenaga RAM hanya 2GB dan masih terasa nyaman asalkan tidak digunakan untuk kebutuhan bermain game dan desain.
Dan memang untuk mencoba membuktikan pengalaman mereka tersebut, saya harus mencobanya sendiri. Setelah saya coba install linux mint, ternyata sangat ringan paling tidak untuk kebutuhan saya. Bahkan saya mencobanya dengan versi linux mint 22 terbaru edisi Cinnamon. Dan masalah utama saya tentang ui/ux di Google Chrome dapat teratasi seketika.
Cara install linux mint
Berikut adalah panduan cara install linux mint dengan tutorial yang saya baca dari situs sayuti.com. Karena saya lupa untuk mendokumentasikan gambar saat instalasi, maka sebaiknya mengakses halaman sayuti.com yang dilansir pada artikel tentang Cara Install Linux Mint Lengkap Untuk Pemula yang sudah dilengkapi dengan gambar.
- Unduh file ISO Linux Mint sesuai dengan versi dan edisi yang dibutuhkan. Saya sendiri memilih edisi cinnamon karena tampilan desktopnya cukup terlihat elegan, professional dan modern.
- Buat bootable disk menggunakan flasdisk. Saya sendiri memilih menggunakan rufus (dapat diunduh di situs resminya: https://rufus.ie/en/), karena kompatibel dengan sistem operasi yang digunakan saat ini.
- Restart laptop dan setting agar bisa booting dari flashdisk, caranya mudah biasanya dengan menekan tombol F2 atau tombol lain, silakan disesuaikan saja.
- Setelah proses booting dari flashdisk berhasil, maka akan berlanjut secara otomatis ke proses instalasi linux mint, ikuti saja tahapan ini hingga selesai.
- Jangan lupa tekan tombol reboot/restart setelah proses instalasi linux mint selesai dan berhasil dengan baik.
Permasalahan setelah selesai install linux mint
- Tidak berhasil dengan opsi dual booting, jadi akhirnya secara default saya menggunakan linux mint sebagai sistem operasi utama. Ini sudah saya coba periksa juga dengan memeriksa kembali sistem booting, namun hasilnya tetap sama.
- Beberapa data sebelumnya yang tersimpan di Drive C:/ Windows tidak bisa saya akses karena foldernya tidak bisa ditemukan apalagi mau saya buka! :) Namun alhamdulillaah akhirnya masalah ini dapat terselesaikan melalui terminal SSH yang tersedia pada linux mint.
Bagaimana rasanya setelah menggunakan linux mint
Karena itu termasuk kebutuhan utama saya untuk saat ini, maka bileh dibilang saya cukup puas dan nyaman menggunakan linux mint sebagai sistem operasi baru pada laptop asus yang saya gunakan. Dan paling tidak, untuk sementara tidak perlu memikirkan mencari dana untuk upgrade perangkat keras seperti yang pernah saya pikirkan sebelumnya.
Semoga artikel tentang Bagaimana Pengalaman Pertama Menggunakan Linux Mint ini dapat membantu jika kebetulan sedang mengalami permasalahan yang sama seperti saya dan semoga bisa menjadi solusi terbaik.
Referensi:
- https://sayuti.com/category/artikel/cara-install-linux-mint-lengkap-untuk-pemula
- https://linuxmint-installation-guide.readthedocs.io/en/latest/install.html
- https://rufus.ie/downloads/
wah perlu coba nih.. soalnya kasusnya sama, saya pake asus A24F masih nyaman (walau ada laptop inventaris), cuman ya itu mentok di Windows 8.
BalasHapusIya kang, cobian geura. Kalau buat saya pribadi sih smooth banget, asli. Jadi serasa punya laptop baru sama jadi belajar sudo apt-get wkwkwkw :D
Hapussi Sayuti itu fresh install ya? klau yang sekarang pake dual boot? kenal sudo apt-get kalau saya dulu pake debian, tapi di VPS bukan di laptop. laptop blom pernah pake :)
HapusNah itu dia mungkin yang bikin dual boot saya gagal, tapi sebenarnya kebawahnya ada pilihan dual bot tapi ya itu gagal, termasuk saya harus cari cara buat mounting folder yang sebelumnya di Windows wkwkw sempat lieur :D
Hapusdari sekian banyak distro linux cuma Linux Mint yang paling nyaman bagi saya. namun setelah beli perangkat baru gak pake linux lagi, sayang lisensinya hehe
BalasHapusBener, mas.. kalau ada lisensi memang sayang kalau tidak dipakai. Saya juga paling nanti kalau sudah mampu upgrade tetep pakai linux mint, mulai jatuh cinta kayaknya, wkwkwkw...
HapusPengen nyoba cuma kalau versi sendiri harus backup dulu semua data, salah instal kereset semua datanya ha udahhh...
BalasHapusIya, mas.. ini yang saya alami juga seperti itu :)
HapusEnggak kereset, sih.. cuman jadi "hilang" aja folder D:/ windowsnya karena gagal dual booting, tapi Alhamdulillaah sudah ketemu lagi.
Namanya juga pengalaman pertama, wkwkwkw.